Mengenal Faktor Risiko Seseorang Dapat Mengalami Hipertensi, yuk!

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama kematian prematur di dunia. Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) mengestimasikan saat ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia. Dari sejumlah penderita tersebut, hanya kurang dari seperlima yang melakukan upaya pengendalian terhadap tekanan darah yang dimiliki.

Hipertensi sering disebut “the silent killer” karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi, tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi.

Hipertensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat karena potensinya yang mampu mengakibatkan kondisi komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal. Penegakkan diagnosa dapat dilakukan melalui pengukuran tekanan darah oleh tenaga kesehatan atau kader kesehatan yang telah dilatih dan dinyatakan layak oleh tenaga kesehatan untuk melakukan pengukuran.

Hipertensi ditandai dengan hasil pengukuran tekanan darah yang menunjukkan tekanan sistolik sebesar > 140 mmhg atau dan tekanan diastolik sebesar > 90 mmhg. Pengukuran tekanan darah dilakukan sesuai dengan standar British Society of Hypertension mengunakan alat sphygmomanometer air raksa, digital atau anaeroid yang telah ditera.

Gejala dari hipertensi antara lain:

  • Sakit kepala
  • Gelisah
  • Jantug berdebar-debar
  • Pusing
  • Penglihatan kabur
  • Rasa sakit di dada
  • Mudah Lelah

Perlu diingat bahwa hipertensi merupakan pembunuh diam-diam (silent killer), sehingga tidak semua penderita hipertensi mengenali atau merasakan keluhan maupun gejala.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita hipertensi, antara lain:

  1. Faktor Usia
    Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi semakin besar. Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun, sedangkan pada wanita biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
  2. Faktor Keturunan
    Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki riwayat darah tinggi
  3. Faktor Obesitas.
    Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang dialirkan ke dalam sel melalui pembuluh darah juga meningkat. Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.
  4. Faktor Konsumsi Garam
    Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan yang mengandung kalium. Hal ini dapat mengakibatkan tingginya natrium dalam darah, sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah.
  5. Kurang aktivitas fisik dan olahraga.
    Keadaan ini dapat mengakibatkan meningkatnya denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Kurang aktivitas dan olahraga juga dapat mengakibatkan peningkatan berat badan, yang merupakan faktor risiko hipertensi.

Beberapa komplikasi dari hipertensi:

  • Gangguan penglihatan
  • Gangguan saraf
  • Gangguan jantung
  • Gangguan ginjal
  • Gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang, perdarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, ganggua kesadaran hingga koma

Lalu, kapan harus segera periksa ke dokter? Hubungi dokter secepatnya, jika:

  • Tekanan darah lebih tinggi dari biasanya (lebih dari 120/80 mm Hg).
  • Mimisan, sakit kepala, atau pusing.
  • Munculnya efek samping setelah minum obat darah tinggi.

Hipertensi adalah penyakit tersembunyi dan sulit terdeteksi, karena itu anda perlu memeriksakan tekanan darah Anda secara teratur terlebih apabila anda berisiko terkena tekanan darah tinggi. Segera cari pertolongan medis segera atau perawatan rumah sakit jika anda mulai merasakan adanya tanda atau gejala yang tidak normal.

#JikaSakitLekaSehat

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *