Mengenal Tanda Hipospadia dan Cara Penangananya

Oleh dr. Bastomy Eka Rezkita

Apakah orang tua pernah melihat suatu keanehan saat anak laki-lakinya yang masih bayi buang air kecil dengan posisi pancaran air seni yang tidak kedepan? kondisi ini dikhawatirkan anak anda mengalami hipospadia.

Hipospadia merupakan kondisi cacat lahir yang terjadi ketika uretra (lubang saluran keluar untuk air seni) tidak berada pada posisi yang seharusnya yaitu pada ujung penis. Uretra sendiri adalah sebuah saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis pada pria. Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak tepat di ujung penis untuk mengeluarkan urine. Namun, pada hipospadia lubang uretra justru berada di bagian bawah alat kelamin pria. Meski tidak menimbulkan rasa nyeri, penderita gangguan ini dapat mengalami gangguan dimana aliran buang air kecil tidak bisa lurus ke depan saat berdiri dan membasahi celananya akibat urin merembes.

 Penyebab hipospadia

Hipospadia terjadi akibat gangguan perkembangan saluran lubang kencing (uretra) dan kulup (kulit penutup penis) penis saat bayi masih didalam kandungan. Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti. Hipospadia terjadi sebagai kelainan bawaan saat lahir. Maka dari itu, periksa ke dokter kandungan untuk melihat perkembangan janin sangatlah penting.

Saat penis pada bayi laki-laki berkembang di dalam janin, hormon tertentu dapat merangsang pembentukan uretra dan kulup. Gangguan pada hormon ini dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan uretra sehingga posisi lubang uretra tidak diposisi normal (dibagian depan).

Gejala hipospadia

Gejala yang dapat dialami penderita hipospadia dapat berbeda-beda. Gejala utamanya dan jelas diketahui pada saat pemeriksaan inspeksi adalah lubang kencing terletak di bagian bawah kepala penis. Sebagian kasus lain memiliki lubang kencing di bagian bawah batang penis hingga di area skrotum atau area buah zakar.

Selain yang terlihat secara fisik, penderita hipospadia mengalami gejala seperti arah percikan urin yang tidak normal saat buang air kencing, bentuk penis bisa melengkung kebawah dan bentuk kulit penutup penis tidak menutupi kepala penis dengan sempurna.  Penanganan medis yang diperlukan penderita hipospadia berbeda-beda, tergantung dari tingkat keparahan yang dialami. Terapi penanganan hipospadia yang paling umum dilakukan yaitu dengan prosedur pembedahan oleh dokter bedah urologi, atau spesialis bedah anak. Saat yang paling ideal untuk melakukan operasi adalah ketika anak berusia 6 bulan hingga 1,5 tahun. Operasi bisa dilangsungkan lebih dari sekali, tergantung pada tingkat keparahannya.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan konsultasikan keluhan Anda dengan dokter kami di Lekasehat.

 Kepustakaan

  1. Ramadhani, M. (2022). Pre-Operative Hormonal Administration in Hypospadias Patients Undergoing Urethroplasty. Folia Medica Indonesia, 58(1), pp. 80–7. Diakses pada Agustus 2022.
  2. Alam, D. (2021). Penoscrotal Hypospadias, A 4-Year Follow-Up. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 31(4), pp. 227–30. Diakses pada Agustus 2022.
  3. Cleveland Clinic. Hypospadias. Diakses pada Agustus 2022.
  4. Medline Plus. Hypospadias. Diakses pada Agustus 2022.
  5. Sumber Gambar: Freepik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *