Apakah Eksim pada Kulit Dapat Dicegah?

Oleh: dr. Rona Hafida Heriyanto P.

Sumber gambar: Free Stock

Eksim adalah istilah umum yang menggambarkan peradangan pada kulit. Eksim yang dikenal masyarakat luas sejatinya mengacu pada eksim atopik atau dalam bahasa medis disebut dermatitis atopik. Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis dan berulang (kambuh-kambuhan) yang disertai rasa gatal dan timbul pada tempat tertentu. Penyakit ini berhubungan dengan penyakit lainnya seperti rinitis alergi dan asma.
Gejala utama eksim adalah gatal. Sensasi gatal ini dapat hilang-timbul sepanjang hari, namun umumnya lebih hebat pada malam hari. Penderita eksim memiliki keluhan kulit kering, dapat disertai dengan adanya ruam/kemerahan pada kulit, melenting, bahkan hingga luka dan berair.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab eksim, namun faktor genetik berperan penting dalam kecenderungan seseorang dapat menderita eksim. Ya, seseorang dapat menderita eksim apabila orang tua atau saudaranya menderita penyakit atopi—antara lain: eksim, rinitis alergi, dan asma.

Lantas, apakah dapat dicegah?

Karena dipengaruhi oleh faktor genetik, penyakit ini diwariskan dan tidak menular, termasuk tidak dapat disembuhkan. Jangan khawatir, meski tidak dapat disembuhkan, keluhan eksim dapat mereda dan dicegah kekambuhannya.
Penting bagi penderita eksim untuk mengetahui apa saja pencetus atau penyebab kekambuhan penyakitnya. Perlu diingat bahwa pemicu setiap orang mungkin berbeda. Alergi terhadap suatu zat tertentu, debu, serbuk sari, bulu hewan, hingga kondisi stres dapat mencetuskan atau memperburuk keluhan eksim. Jika merasa kesulitan untuk menentukan pencetus, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.

Berikut penanganan eksim yang dapat anda lakukan di rumah:
1. Mengompres dingin kulit yang gatal
Anda dapat mengurangi rasa gatal dengan memberikan kompres dingin pada kulit yang gatal selama 10-15 menit sebanyak 2-3 kali sehari. Gunakan kain atau handuk bersih, rendam dalam air dingin, kemudian peras hingga tidak terlalu basah. Setelah mengompres, anda dapat memberikan pelembap pada bagian yang gatal.
2. Menggunakan pelembap
Kulit pada penderita eksim cenderung kering dan kondisi ini dapat menyebabkan keluhan gatal semakin parah. Pelembap penting digunakan untuk meringankan keluhan dan meredakan peradangan. Oleskan pelembap segera setelah mandi, saat kulit mulai terasa kering, dan sebelum tidur. Ada berbagai macam bahan alami pelembap yang dapat digunakan, seperti madu, beeswax, maupun lidah buaya.
3. Hindari menggaruk
Menggaruk akan menyebabkan kulit terasa semakin gatal. Hindari siklus gatal-garuk yang dapat menyebabkan peradangan yang lebih hebat. Menggaruk juga dapat menyebabkan rusaknya jaringan kulit dan memungkinkan kuman yang ada pada tangan kita masuk dan menyebabkan infeksi.
4. Mandi menggunakan bubuk oatmeal
Untuk meredakan keluhan, disarankan untuk menggunakan oatmeal bubuk untuk mandi (colloidal oatmeal). Kandungan antioksidan di dalamnya dapat membantu meredakan peradangan pada eksim. Hindari pula kebiasaan mandi yang terlalu lama karena dapat menyebabkan kulit kering dan menjadi pemicu kekambuhan eksim.

Apabila cara-cara di atas telah dilakukan dan keluhan tak kunjung membaik, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Dokter akan memberikan terapi yang disesuaikan dengan kondisi dan keparahan gejala Anda.

 

Referensi:

American Academy of Dermatology (2019). Atopic Dermatitis Clinical Guideline. https://www.aad.org/member/clinical-quality/guidelines/atopic-dermatitis, diakses pada 8 Desember 2021 19:50

American Academy of Dermatology (2019). Home Remedies: What Can Relieve Itchy Eczema? https://www.aad.org/public/diseases/eczema/childhood/itch-relief/home-remedies, diakses pada 8 Desember 2021 19:55

Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2014.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta: PERDOSKI; 2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *