Apakah pengertian tindihan dalam medis?

Seperti kita ketahui, semua orang pernah mengalami tindihan setidaknya 1 hingga 2 kali dalam hidupnya. Sebenarnya apakah tindihan itu ?

Tindihan atau dalam istilah medis disebut sleep paralysis merupakan gangguan tidur yang sering terjadi pada usia remaja hingga dewasa muda. Tindihan dapat berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit.

Tanda dan gejala tindihan ketika tidur yaitu ketidakmampuan tubuh untuk bergerak. Kondisi terjaga, namun tidak bisa berbicara sehingga dapat menyebabkan halusinasi dan rasa takut. Pada beberapa orang terjadi mengalami perasaan tercekik dan sesak seperti hidupnya akan berakhir.

Mengapa bisa terjadi ?

TIndihan atau dalam Bahasa medis disebut Sleep Paralysis, merupakan gangguan tidur yang disebabkan oleh perubahan kimiawi otak. Berdasarkan penelitian ahli neurologi University of Cambridge, pada keadaan sleep paralysis saraf-saraf yang menggerakkan tubuh mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh neurotransmitter glycine dan GABA.

Saat tidur, kita memasuki empat fase :

  1. NREM (Non Rapid Eye Movement) tidur ayam yaitu fase setengah sadar dan masih mudah dibangunkan.
  2. Kemudian berlanjut Fase NREM Menuju tidur pulas yaitu fase pernapasan lebih teratur dan kurang menyadari lingkungan sekitar.
  3. Fase ketiga yaitu NREM tidur pulas ditandai dengan tidak sadar akan lingkunagan sekitar. Pada fase ini metabolism tubuh terjadi, dan jika terjadi tumpang tindih dengan fase REM, maka otot akan mengalami kelumpuhan sementara.
  4. Fase terakhir yaitu REM atau tidur bermimpi. Pada fase ini pernapasan menjadi cepat dan dangkal, sistem tubuh bekerja sehingga pada fase ini sering terjadi mimpi. Sleep paralysis sering terjadi pada fase ini dimana neurotransmitter otak dikeluarkan sehingga terjadi kelumpuhan sementara yang disebabkan oleh senyawa Glycine dan GABA. Pada fase ini otot-otot tubuh akan menegang.

Lalu bagaimana cara mengurangi tindihan ?

  1. Tidur cukup 6 hingga 8 jam. Tidur cukup selama 6 hingga 8 jam membantu tubuh melakukan metabolism dengan meminimalisir kejadian tindihan.
  2. Hindari tidur terngkurap dan terlentang. Pada posisi tidur tengkurap dan terlentang, terjadi penekanan berlebihan dari tulang rusuk ke organ jantung dan paru sehingga menyebabkan perasaan sesak dan tercekik semakin terasa berat.
  3. Relaksasi sangat penting dilakukan agar otot-otot tubuh tidak menegang ketika tidur sehingga meminimalisir kerja otot ketika tidur.
  4. Minum air putih cukup. Minum air putih setidaknya 1 gelas sebelum tidur membantu supply oksigen ke otak sehingga kinerja otak lebih stabil ketika tidur.

Tindihan pada umumnya tidak berbahaya, namun jika cara diatas tidak bisa mengatasi keluhan seleep paralysis yang dialami, segera konsultasikan ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *