Bagaimana Seseorang Dapat Tertular Tuberkulosis?

oleh: dr. Rona Hafida Heriyanto P.

Penyakit tuberkulosis atau TBC banyak di Indonesia dan saat ini Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mencatat pada tahun 2020 terdapat 351.936 kasus tuberkulosis yang mana sebagian besar penderitanya berusia produktif. Kondisi ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru-paru, atau dikenal dengan TB paru. Penting diketahui bagaimana penularan dan apa itu penyakit TBC, serta pencegahannya. Pasalnya, bakteri ini dapat menginfeksi organ tubuh lain seperti ginjal, kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, dan sendi. Ketika tuberkulosis sudah menginfeksi bagian tubuh lainnya, maka kondisi ini disebut dengan TB ekstra paru.

Bakteri penyebab TBC menyebar dari orang ke orang melalui droplet atau partikel yang dilepaskan ke udara melalui batuk dan bersin. Siapapun di dekatnya dapat menghirup udara yang terkontaminasi bakteri M. tuberculosis ini, namun tak semuanya akan mengalami infeksi tuberkulosis. Orang dengan sistem kekebalan yang berfungsi dengan baik mungkin tidak mengalami gejala TB, bahkan jika mereka telah tertular bakteri tersebut, dikenal sebagai infeksi TB laten atau tidak aktif. Berbeda halnya dengan orang yang memiliki sistem imun yang kurang baik, seperti pada anak-anak, penderita diabetes melitus, malnutrisi, orang dengan HIV/AIDS, penyakit kelainan imun, perokok, dan lain sebagainya; mereka akan rentan tertular dan terinfeksi penyakit tuberkulosis.

Adapun tahapan penularan dari penyakit tuberkulosis:

  • Infeksi primer: ketika bakteri masuk ke saluran napas. Bakteri akan mencapai paru-paru, lalu mulai memperbanyak diri.
  • Infeksi laten: Ketika sistem imun kuat, maka bakteri dapat dihancurkan untuk menahan perkembangan infeksinya. Pada fase ini, akan terlihat tetap sehat dan tidak ada gejala infeksi TBC.
  • Infeksi aktif: terjadi ketika sistem imun melemah dan tidak adekuat untuk melawan bakteri. Bakteri akan memperbanyak diri dan menyerang sel-sel sehat di paru-paru. Gejala akan mulai muncul pada fase ini.

Orang yang terinfeksi TBC akan menunjukkan berbagai gejala seperti batuk berkepanjangan atau kronis, demam, berat badan turun secara drastis, sesak napas, lemas, dan mudah lelah. Penderita tuberkulosis harus menjalani pengobatan dengan mengonsumsi obat anti-TBC (OAT) secara teratur selama 6-12 bulan. Pengobatan TBC memiliki tujuan untuk mengurangi jumlah bakteri dan menurunkan risiko penularan. Selain itu, tindakan seperti rajin mencuci tangan, mengenakan masker saat berada dengan orang lain, dan hidup sehat harus diterapkan penderita TBC.

Jaga pola hidup sehat, makan makanan bergizi, istirahat cukup, dan berhenti merokok merupakan langkah pencegahan utama penyakit ini. Anak merupakan populasi rentan terinfeksi TBC, jangan sampai terlewat vaksinasi BCG sebagai salah satu pencegahan TBC. Apabila anda mengalami gejala TBC, segera berkonsultasi dengan dokter.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *