Bagaimana tips menghilangkan cegukan ?

oleh dr. Bastomy Eka Rezkita

Cegukan atau dalam bahasa medis adalah singultus merupakan kondisi dimana seseorang mengeluarkan bunyi chik tanpa disengaja. Suara chik ini terjadi ketika diafragma, atau membran otot yang memisahkan rongga dada dan rongga perut, mengalami kontraksi (Mayo, 2021).

Setiap kontraksi yang terjadi pada organ akan memiliki peran penting dalam pernapasan tersebut dan mengakibatkan pita suara menutup tiba-tiba, sehingga menghasilkan suara khas cegukan. Cegukan dapat terjadi selama beberapa detik atau menit (sementara) hingga lebih dari 48 jam (berkepanjangan). Tiap orang pernah mengalami kondisi ini, termasuk bayi dan anak-anak. Cegukan yang berlangsung lama yaitu lebih dari 48 jam dan sampai mengganggu makan, tidur dan napas merupakan indikasi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sehingga dapat menentukan penyebabnya (Mayo, 2021).

Penyebab
Pada umumnya cegukan hanya berlangsung singkat atau hanya beberapa menit, sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Cegukan singkat dapat dipicu banyak faktor seperti makan terlalu cepat dan banyak. Makan berlebihan menyebabkan perut cepat membesar dan mendorong diafragma untuk berkontraksi. Hal ini lah yang menyebabkan cegukan. Makan makanan jenis tertentu seperti pedas dapat memberikan reaksi cegukan. Hal tersebut dikarenakan kandungan capsain pada cabai akan berikatan dengan reseptor khusus pada diafragma. Selain itu minum minuman yang panas, bersoda, beralkohol, merokok, stres, takut, atau gembira dapat memicu respon cegukan (Quiroga et al., 2016).

Dalam beberapa kasus, cegukan juga ada yang bisa berlangsung lama, yaitu lebih dari dua hari. Biasanya, cegukan seperti ini disebabkan oleh masalah kesehatan, antara lain: (Greenberger et al., 2018)
• Gangguan metabolisme, seperti hipoglikemia, hiperglikemia, dan diabetes.
• Gangguan saraf vagus, misalnya akibat meningitis, faringitis, dan penyakit gondok.
• Gangguan sistem saraf, seperti cedera berat pada otak, radang jaringan otak atau ensefalitis, tumor, dan stroke.
• Gangguan pernapasan, seperti penyakit pleuritis, pneumonia, dan asma.
• Reaksi psikologi, seperti stres, gembira, sedih, takut, atau syok.
• Gangguan pencernaan, seperti obstruksi usus, radang usus, dan penyakit refluks gastroesofagus (GERD).

Cegukan yang berlangsung lama juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan. Obat-obatan menyebabkan adanya ikatan dengan reseptor pada diafragma sehingga terjadi kontraksi. Adapun beberapa obat-obatan yang memiliki risiko menyebabkan cegukan yang lama adalah obat-obatan kemoterapi untuk penanganan kanker, golongan opioid atau pereda nyeri, golongan penenang untuk mengatasi kecemasan, obat bius praoperasi, obat untuk hipertensi, obat pencegah kejang dan obat untuk mengatasi pembengkakan dan radang (Greenberger et al., 2018).

Bagaimana cara menghilangkan cegukan ?
Cegukan Jika bukan disebabkan oleh gejala penyakit serius, dapat diatasi dengan beberapa tindakan sederhana yang bisa dilakukan sendiri. Beberapa cara untuk meredakan cegukan seperti : (ALA, 2018).
• Lakukan posisi telungkup untuk menekan dada ke lantai.
• Berkumur.
• Berbaring atau duduk sambil menarik kedua lutut hingga menyentuh dada.
• Bernapas di dalam kantung yang terbuat dari kertas.
• Menahan napas dalam waktu yang relatif singkat.
• Minum air dingin secara perlahan-lahan.

Penanganan untuk cegukan berkepanjangan dapat dilakukan melalui pemberian obat chlorpromazine, metoclopramide, baclofen, gabapentin, atau scopolamine untuk menenangkan diafragma (Greenberger et al., 2018).

Kesimpulan
Cegukan atau singultus merupakan kondisi dimana seseorang mengeluarkan bunyi chik tanpa disengaja. Suara chik ini terjadi ketika diafragma, atau membran otot yang memisahkan rongga dada dan rongga perut, mengalami kontraksi. Cegukan dapat disebabkan oleh banyak faktor. Untuk menghentikanya bisa dilakukan beberapa tindakan sederhana seperti posisi telungkup, berbaring sambil menarik kedua lutut dan menahan napas dalam waktu yang relatif singkat. Jika cegukan berlangsung lama dan mengganggu, bisa konsultasi ke dokter.

Kepustakaan
1. Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Hiccups
2. Quiroga, et al. (2016). Hiccups: A Common Problem with Some Unusual Causes and Cures. British Journal of General Practice, 66 (652), pp. 584-586
3. American Lung Association (2018). The Inconvinient Hiccup.
4. Greenberger, et al. MSD Manual (2018). Hiccups.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *