Cuci Hidung dengan Garam dapur, Apakah Aman?

 

Akhir akhir ini kasus virus COVID 19 mengalami peningkatan. Banyak orang-orang mengakses informasi bermacam-macam, mulai dari Whatsapp Group, Instagram maupun facebook. Salah satu informasi yang sering beredar adalah mengenai cuci hidung.

Cuci hidung atau dalam istilah medis dikenal sebagai nasal irrigation merupakan metode yang sejak lama digunakan untuk saluran pernapasan bagian atas. Metode ini ditemukan pada abad ke 19 pada ilmuwan barat yang selanjutnya beredar ke seluruh negara. Metode ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal, bisa juga dengan terapi yang lain sering digunakan pada pasien dengan Rhinitis Alergi atau Rhinosinusitis kronis. Pada anak-anak, metode ini sering digunakan untuk mencegah infeksi saluran napas atas. Menurut spesialis THT dan spesialis anak, Nasal Irrigation dinilai sangat efektif untuk mengurangi gejala pada infeksi saluran napas atas.

Lalu bagaimana dengan kasus COVID 19 ?

Pada guideline Standford University, khususnya pada departemen otolarinologi merekomendasikan cuci hidung atau nasal irrigation  sebagai terapi non farmakologi untuk membersihkan rongga hidung. Cuci hidung bekerja dengan cara membersihkan kotoran, mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Sebagian kasus, nasal irrigation dapat mengurangi jumlah virus pada rongga hidung. Nasal irrigation yang dilakukan selama 8 minggu dengan larutan saline NACl dapat mengurangi kejadian infeksi saluran napas atas dibanding tanpa melakukan nasal irrigation. Penelitian lebih lanjut, peran nasal irrigation dapat meningkatkan kekebalan pada lapisan mukosa rongga hidung terhadap virus. Hal tersebut dikarenakan larutan NaCl membuat aktivitas antiviral seperti fibroblast dan sel hepatik meningkat khususnya pada golongan corona virus.

Apakah larutan NaCL bisa diganti dengan garam dapur?

Banyak beredar di masyarakat terutama Whatsapp Group bahwa larutan NaCl dapat diganti dengan larutan garam dapur. Pada dasarnya NaCl merupakan larutan salin yang dipakai pada aktivitas medis. Larutan NaCl yang digunakan untuk Nasal Irrigation adalah dengan konsentrasi 0.9 %. Pada dasarnya, garam dapur juga memiliki nama ilmiah yang sama yaitu NaCl (natrium klorida) . Namun, pada penggunaan nasal irrigation, garam dapur tidak dianjurkan. Mengapa?

Pada pelarutan garam dapur, kita tidak tahu takaran yang tepat hingga menyerupai larutan NaCl 0.9%. Kadar garam yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan dan iritasi pada lapisan mukosa rongga hidung. Selain itu, kadar garam yang terlalu tinggi juga menyebabkan bakteri baik pencegah infeksi pada rongga hidung akan musnah. Jadi sangat dianjurkan menggunakan larutan NaCl 0.9 % murni untuk proses nasal irrigation.

Bagaimana cara melakukan nasal irrigation?

Nasal irrigation dapat dilakukan dengan aman dan mudah setiap hari. Bahan yang digunakan mudah ditemukan pada apotek-apotek terdekat. Kita hanya membutuhkan dua benda yaitu suntikan/spuit 10 cc dihilangkan jarumnya dan larutan NaCl 0.9%. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan nasal irrigation :

  1. Pastikan tangan kita dalam kondisi bersih, cuci tangan sebelum melakukan nasal irrigation.
  2. Siapkan spuit 10 cc, ambil larutan NaCl sampai spuit penuh. Dibutuhkan satu spuit penuh atau lebih untuk nasal irrigation atau sesuai kebutuhan.
  3. Miringkan kepala, masukkan ujung spuit ke salah satu lubang hidung dengan tangan yang sehadap dengan lubang. Misal lubang kanan dengan tangan kanan.
  4. Tahan napas, mulut dibuka
  5. Setelah spuit sudah di rongga hidung, semprot dengan kuat
  6. Cairan sisa yang ada di hidung dikeluarkan dengan menghembuskan napas dari hidung
  7. Lakukan pada sisi sebaliknya
  8. Lakukan satu kali setiap hari. Khususnya malam hari ketika selesai beraktivitas.

Nasal irrigation sangat mudah dan aman dilakukan di rumah. Pastikan dilakukan dengan prosedur yang benar. Nasal irrigation juga berperan aktif untuk mencegah penularan Covid 19. Apabila terjadi kendala dalam melakukan nasal irrigation, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan dokter terdekat.

 

Source : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/

Picture Source : https://en.nakornthon.com/article/detail/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *