Mengapa Suara Kita Menjadi Serak?

oleh dr. Bastomy Eka Rezkita

Suara dihasilkan melalui proses kompleks akibat aliran udara respirasi yang konstan dan adanya interaksi antara udara dan pita suara. Nada suara dari laring diperkuat oleh adanya tekanan udara pernapasan subglotik dan vibrasi serta adanya ruangan resonansi seperti rongga mulut, udara dalam paru-paru, trakea, faring, dan hidung (Ferri, 2021).

 

Suara serak merupakan suatu keadaan perubahan dari kualitas suara seseorang. Kondisi ini disebut juga dengan disfonia. Perubahan suara dapat berupa suara menjadi parau, melemah atau susah untuk dikeluarkan. Munculnya suara serak sering bersamaan dengan radang tenggorokan. Selain dari radang tenggorokan, suara serak menjadi pertanda kronis medis serius lainya (Ferri, 2021).

 

Etiologi

Pada umumnya suara serak terjadi akibat infeksi virus pada saluran pernapasan atas. Namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan suara menjadi serak yaitu meliputi : (Reghunathan dan Bryson, 2019)

  1. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
  2. Merokok
  3. Minum beralkohol
  4. Vocal abuse (teriak, bernyanyi, terlalu sering menggunakan pita suara)
  5. Alergi
  6. Batuk berlebihan
  7. Kanker tenggorokan, tiroid, paru
  8. Sumbatan pita suara (akibat nodul,tumor,keganasan)
  9. Gangguan neurologis (stroke, miastenia gravis, cerebral palsy)

 

Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dibutuhkan untuk menentukan penyebab suara serak meliputi pemeriksaan fisik pada tenggorokan dan pita suara. Pemeriksaan fisik menggunakan alat bantu berupa laringoskop. Beberapa pemeriksaan penunjang lainya juga dapat dilakukan untuk membantu menegakan diagnosis seperti biopsi pita suara, foto rontgen tenggorokan, glottografi, akustik serta evaluasi kualitas suara yang meliputi nada dan volume suara (Stachler et al., 2018).

 

Penanganan

Penanganan suara serak harus segera dikonsultasikan kepada dokter THT jika keluhan tidak kunjung sembuh. Setelah dokter sudah menentukan penyebab suara serak yang di alami, maka dokter THT akan memberikan tatalaksana. Adapun tatalaksana yang dapat dilakukan yaitu : (Zabret et al., 2018)

  1. Pemberian obat-obatan

Obat diberikan sesuai dengan indikasi dari serak. Antibiotik akan diberikan jika penyebab serak adalah infeksi saluran napas dan laringitis akibat infeksi bakteri. Sementara itu infeksi pada pita suara akibat virus umumnya akan mereda dengan sendirinya.

  1. Tidak berbicara selama beberapa waktu

Istirahat untuk bersuara adalah salah satu langkah untuk mengurangi proses peradangan pada pita suara. Umumnya seseorang akan beristirahat untuk bersuara atau mengurangi berbicara selama beberapa waktu.

  1. Terapi wicara

Metode terapi ini adalah mengoptimalkan koordinasi mulut agar dapat menghasilkan suara untuk membentuk kata-kata. Olah mulut ini merupakan salah satu terapi yang penting, terutama mengatasi suara serak akibat kebiasaan merokok dan kelumpuhan otot pita suara (vocal cord paralysis). Dalam penerapanya, terapi suara didukung oleh metode pengobatan lain seperti operasi pita suara tergantung dari derajat berat keparahan kondisi.

  1. Perbanyak minum air putih

Air putih memiliki peranan dalam menjaga kelembapan tenggorokan dan pita suara, sehingga proses peradangan pada pita suara dapat berkurang.

  1. Menjauhi kebiasaan merokok, minum yang mengandung kafein dan alkohol.

 

Kesimpulan

Suara serak atau disfonia merupakan keadaan terganggunya kualitas suara seseorang. Perubahan suara yang terjadi pada suara bisa menyebabkan suara menjadi parau atau melemah. Penyebab suara serak beragam, namun pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri. Periksakan kepada dokter THT jika keluhan suara serak tidak kunjung sembuh, sehingga dapat diberikan terapi yang sesuai penyebab suara serak tersebut.

 

Kepustakaan

  1. Ferri FF. Laryngitis. In: Ferri’s Clinical Advisor 2020. Elsevier; 2020. https://www.clinicalkey.com. Accessed, 2021.
  2. Reghunathan, S. & Bryson, P.C. 2019. Components of Voice Evaluation. Otolaryngologic Clinics of North America, 52(4), pp. 589–595.
  3. Stachler, et al. 2018. Clinical Practice Guideline: Hoarseness (Dysphonia) (Update). Otolaryngology – Head and Neck Surgery, 158(1_suppl), S1–S42.
  4. Zabret, M., Boltežar, I.H., &Bahar, M.S. 2018. The Importance of the Occupational Vocal Load for The Occurrence and Treatment of Organic Voice Disorders. Zdravstveno Varstvo, 57(1), pp. 17–24.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *